![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgV75S8Vce-vceudNPD97YV16b0TcuMAlAEMhRgm1K-Q8vespdi0stCYUBxVrmRrphCotc7OOXsv0rw5P5ht6_6vr6hYxDO6Jb1Owxu7L25_VLTd-PDtkyPlRPyjOIFAqoiLs27GuUzHbA/s1600/2009_11_18_05_57_07_belly-fat-d.jpg)
Sudha Seshadri, MD, seorang profesor neurologi dari Boston University School of Medicine menuturkan penyebab dari masalah ini adalah lemak perut dalam yang juga dikenal sebagai lemak visceral (visceral fat). Hasil penelitian ini telah dipublikasikan secara online tahun 2010 di Annals of Neurology.
"Semakin besar jumlah lemak visceral yang dimiliki seseorang akan membuat otaknya semakin kecil. Volume otak yang kecil ini berhubungan dengan menurunnya fungsi kognitif seseorang," ujar Sudha Seshadri, MD, seperti dikutip dari WebMD, Minggu (14/11/2010).
Penelitian sebelumnya juga telah menunjukkan bahaya lain dari lemak di perut, yaitu dapat meningkatkan risiko serangan jantung, penyakit jantung lain, diabetes, stroke, demensia (pikun) dan beberapa jenis kanker.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar