Orangtua sering membelikan anaknya DVD untuk membantunya belajar mengenal huruf atau angka. Namun laporan yang muncul justru menunjukkan tidak adanya tanda-tanda peningkatan kemampuan belajar pada anak lewat cara itu.
Anak-anak usia 12-24 bulan yang belajar melalui video pendidikan, secara keseluruhan tidak menunjukkan bukti adanya peningkatan pembelajarannya dalam hal bahasa atau kata-kata. Hasil ini dilaporkan dalam Archives of Pediatrics & Adolescent Medicine.
Anak di bawah 2 tahun setiap harinya bisa menghabiskan waktu sekitar 2 jam berada di depan televisi. Rata-rata anak ini menonton program yang dirancang untuk kelompok usia 6 bulan. Produsen mengklaim bahwa media ini bisa mengarahkan anak-anak untuk belajar mengenai kosa kata, tapi hal ini belum terbukti.
Rebekah A. Richert, Ph.D dan rekannya dari University of California, Riverside menganalisa kemampuan kosakata dari 96 anak usia 12-24 bulan.
Anak-anak itu diuji mengenai pengukuran kosakata serta perkembangannya secara umum dan pengasuhnya juga ditanya mengenai perkembangan anak-anaknya sebelum dan sesudah menonton video pendidikan. Setengah dari anak-anak ini diberi DVD pendidikan untuk ditonton di rumah.
Setelah dilakukan tes selama 6 minggu, peneliti tidak menemukan bukti adanya peningkatan pembelajaran pada anak yang diberikan video pendidikan. Tapi didapatkan data bahwa anak yang menonton video pada usia terlalu dini justru memiliki skor lebih rendah dalam hal pengetahuan kosakata.
Diduga keterlambatan perkembangan bahasa anak yang menonton DVD karena hanya terjadi komunikasi satu arah saja yaitu anak hanya mendengar dan melihat.
Sedangkan yang dibutuhkan oleh anak dalam tahap perkembangannya adalah komunikasi dua arah yang bisa mendorong anak untuk berlatih mengucapkan kosa kata tersebut.
Jika menonton video saja, sangat kecil bayi ikut terlibat mengucapkan dan mengingat kosa kata sehingga tidak mungkin bisa meningkatkan perkembangan bahasanya. Tetap saja diperlukan pengasuh yang membantu anak mempelajari kata-kata tersebut.
"Kami menyimpulkan bahwa orangtua, praktisi dan pembuat program juga mempertimbangkan berbagai faktor kognitif yang berkaitan dengan perkembangan anak, sehingga proses pembelajaran bisa sesuai dengan yang diharapkan," ujar penulis, seperti dikutip dari ScienceDaily, Jumat (5/3/2010).
Anak-anak usia tersebut masih butuh mengembangkan kemampuan untuk dapat membedakan banyak hal dan pemahamannya terhadap simbol-simbol tertentu. Karena itu peran orangtua dan pengasuh tetap diperlukan untuk perkembangan anak, serta jangan membiarkan anak belajar sendiri hanya melalui video pendidikan saja.
Penelitian ini sebenarnya tidak jauh beda dengan penelitian yang dilakukan oleh Jean Gross yang menemukan bahwa sebesar tiga persen dari bayi yang memiliki masalah kesulitan bicara disebabkan karena terlau banyak menonton televisi.
(ver/ir-health.detik.com)
Anak-anak usia 12-24 bulan yang belajar melalui video pendidikan, secara keseluruhan tidak menunjukkan bukti adanya peningkatan pembelajarannya dalam hal bahasa atau kata-kata. Hasil ini dilaporkan dalam Archives of Pediatrics & Adolescent Medicine.
Anak di bawah 2 tahun setiap harinya bisa menghabiskan waktu sekitar 2 jam berada di depan televisi. Rata-rata anak ini menonton program yang dirancang untuk kelompok usia 6 bulan. Produsen mengklaim bahwa media ini bisa mengarahkan anak-anak untuk belajar mengenai kosa kata, tapi hal ini belum terbukti.
Rebekah A. Richert, Ph.D dan rekannya dari University of California, Riverside menganalisa kemampuan kosakata dari 96 anak usia 12-24 bulan.
Anak-anak itu diuji mengenai pengukuran kosakata serta perkembangannya secara umum dan pengasuhnya juga ditanya mengenai perkembangan anak-anaknya sebelum dan sesudah menonton video pendidikan. Setengah dari anak-anak ini diberi DVD pendidikan untuk ditonton di rumah.
Setelah dilakukan tes selama 6 minggu, peneliti tidak menemukan bukti adanya peningkatan pembelajaran pada anak yang diberikan video pendidikan. Tapi didapatkan data bahwa anak yang menonton video pada usia terlalu dini justru memiliki skor lebih rendah dalam hal pengetahuan kosakata.
Diduga keterlambatan perkembangan bahasa anak yang menonton DVD karena hanya terjadi komunikasi satu arah saja yaitu anak hanya mendengar dan melihat.
Sedangkan yang dibutuhkan oleh anak dalam tahap perkembangannya adalah komunikasi dua arah yang bisa mendorong anak untuk berlatih mengucapkan kosa kata tersebut.
Jika menonton video saja, sangat kecil bayi ikut terlibat mengucapkan dan mengingat kosa kata sehingga tidak mungkin bisa meningkatkan perkembangan bahasanya. Tetap saja diperlukan pengasuh yang membantu anak mempelajari kata-kata tersebut.
"Kami menyimpulkan bahwa orangtua, praktisi dan pembuat program juga mempertimbangkan berbagai faktor kognitif yang berkaitan dengan perkembangan anak, sehingga proses pembelajaran bisa sesuai dengan yang diharapkan," ujar penulis, seperti dikutip dari ScienceDaily, Jumat (5/3/2010).
Anak-anak usia tersebut masih butuh mengembangkan kemampuan untuk dapat membedakan banyak hal dan pemahamannya terhadap simbol-simbol tertentu. Karena itu peran orangtua dan pengasuh tetap diperlukan untuk perkembangan anak, serta jangan membiarkan anak belajar sendiri hanya melalui video pendidikan saja.
Penelitian ini sebenarnya tidak jauh beda dengan penelitian yang dilakukan oleh Jean Gross yang menemukan bahwa sebesar tiga persen dari bayi yang memiliki masalah kesulitan bicara disebabkan karena terlau banyak menonton televisi.
(ver/ir-health.detik.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar