Peluru Bersarang di Kepala Selama 23 Tahun - Berita Harian, Selama 23 tahun, seorang pria asal China yang sehari-harinya berprofesi sebagai Petani ini, tidak pernah mengetahui jika ada peluru bersarang di otaknya. Namun, pria yang bernama Wang Tianqing itu mengaku bahwa selama 23 tahun, ia menderita suatu gejala yang semakin lama semakin memburuk. Wang pun akhirnya memutuskan untuk menanyakan sakit yang dialaminya selama ini ke dokter. Saat dokter memberitahukan penyebab penyakit yang dialaminya, Wang pun terkejut. Dari hasil CT scan menunjukkan sebuah peluru bersarang di kepalanya.
Dokter bedah China yang menangani Wang mengatakan bahwa jika saja peluru yang bersarang di otaknya lebih dalam, Wang sudah lama tidak akan bertahan hidup. Hanya karena masalah milimeter, Wang rupanya dapat bertahan selama itu. "Peluru itu masuk ke tengkorak Wang dan berhenti di dekat pelipisnya," ujar dokter bedah saraf, Wang Zhiming. Dokter Wang menambahkan, jika peluru itu bergerak sedikit saja lebih jauh ke belakang dan ke bagian kanan, Wang kemungkinan tidak akan selamat. Namun, yang mengherankan dokter adalah bagaimana peluru itu bisa sampai disana.
Wang kemudian teringat suatu hari di 1988. Dia ingat pernah terkena pukulan keras di kepalanya sebelum akhirnya tak sadarkan diri. “Saya pikir saya terkena ketapel. Saya melihat seorang pria berdiri di bukit dan saya kira dia yang memukul saya,” kenang Wang. Dia kemudian terbangun di rumah sakit, namun petugas medis yang merawatnya tidak menemukan ada yang salah padanya.
Petugas medis kemudian memberikan Wang obat anti radang dan mempersilakannya pulang. Namun, beberapa saat setelahnya Wang mulai mengalami kejang secara berkala. Saat serangan kerjang bertambah parah tahun lalu, keluarga Wang memutuskan untuk kembali ke dokter. Peluru tersebut saat ini sudah diangkat dan kejang-kejang yang dialami Wang sudah berhenti. Dua puluh tahun mengelabui kematian, Wang Tianqing akhirnya bisa merayakan keberuntungannya yang tidak biasa.
Jumat, 22 April 2011
Peluru Bersarang di Kepala Selama 23 Tahun
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar