Saat ini jumlah perokok wanita di Indonesia semakin bertambah. Tanpa disadari mereka sebenarnya telah menjadi calon korban potensial pemasaran produsen rokok.
"Laki-laki lebih menggambarkan dunia rokok masa lalu daripada hari esok, sedangkan perempuan dan gadis remaja adalah tujuan sasaran dari pasar rokok di hari esok. Dan situasi inilah yang dimanfaatkan oleh produsen rokok," kata konsultan kesehatan, Dr Widyastuti Soerojo saat diskusi hari tanpa tembakau sedunia 2010 di Gedung Graha Niaga, Jl Sudirman, Jakarta, Rabu (23/6/2001).
Kemampuan industrial rokok dalam memasarkan produk, menurutnya sangat berhasil. Apalagi dengan menyamakan jenis produk mereka dengan gaya hidup kebanyakan kaum hawa.
"Tagline yang dipakai seperti slim, mild dan lainya tanpa disadari sebagai alat menjual citra fantasi kebebasan, glamor dan feminisme. Akibatnya calon perokok mengidentifikasikan dirinya dengan citra yang diproyeksikan dengan membeli merek yang mengadopsi atribut itu," jelasnya.
Membeli produk hanya karena mengadopsi apa yang ditampilkan si produsen rokok, menurut wanita berkacamata ini hanyalah menunjukkan seseorang tersebut tidak percaya diri. Karena dalam sebuah iklan rokok yang dijual sebenarnya adalah sebuah fantasi.
"Produk ini (rokok) hanya sebatas suatu produk yang tidak dapat diperoleh secara sendiri," lanjut dia.
Dia juga menyayangkan ketika kesetaraan gender saat ini diartikan harus sama dalam segala tahapan. Merokok bukanlah termasuk di dalamnya.
"Kesetaraan gender artinya memiliki peran lebih di masyarakat, namun ketika kegiatan merokok pria itu dikaitkan dengan wanita dan itu dijadikan ukuran kesetaraan gender, yang terjadi adalah side efek dari kesetaraan gender itu. Dengan wanita sudah bekerja dan berpenghasilan dia berhak melakukan apa saja dan itulah situasi yang dimanfaatkan produsen rokok," papar dia.
Dia berharap ke depan ada undang-undang yang membatasi pemasaran terhadap produk tembakau. Kalau pun itu sulit, dia ingin dalam kemasan rokok tidak hanya tercantum peringatan bahaya rokok saja, tapi disertai ilustrasi gambar.
"Beberapa rokok Indonesia yang dipasarkan ke luar itu selain peringatan bahaya, ada juga gambar yang menunjukan betapa bahayanya rokok, dan saya rasa itu juga harus dilakukan untuk kemasan rokok yang dipasarkan di Indonesia," harapnya.
Dia pun memberikan pepatah yang bisa dijadikan bahan perenungan buat para perokok atau calon perokok agar dapat memilih mana yang terbaik untuk hidup dan kesehatannya. "Loser says, it may be possible, but it's too difficult or winner says, it may be difficult, but it's possible (pecundang mengatakan, itu mungkin tapi sangat sulit atau yang pemenang mengatakan itu sulit tapi masih mungkin dilakukan)," tutupnya.
Kamis, 24 Juni 2010
Sungguh Memprihatinkan Disaat Wanita Dijadikan Korban Potensial Pemasaran Industri Rokok
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar