Peneliti menemukan banyak koki di bagian penggorengan daging atau memasak steak yang dalam jangka waktu panjang terkena kanker paru-paru. Penyebabnya adalah menghirup asap dari suhu tinggi di kompor gas ditambah minyak yang panas saat menggoreng.
Peneliti Norwegia melakukan penelitian terhadap 17 koki yang berpartisipasi dalam studi ini. Para partisipan ada yang memasak menggunakan kompor gas dan ada yang memakai kompor listrik. Hasilnya, senyawa penyebab kanker paru-paru terdapat lebih banyak pada partisipan yang memasak daging dengan kompor gas.
Peneliti menyimpulkan hal itu setelah melihat kecenderungan kanker paru-paru yang lebih banyak terjadi pada koki dan tukang masak.
Senyawa yang berhasil diidentifikasi sebagai penyebab kanker adalah Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAHs), heterocyclic amines dan aldehydes. Senyawa-senyawa tersebut banyak ditemukan pada tukang masak yang menderita penyakit kanker, terutama tukang masak daging.
"Asap yang dihasilkan dari kegiatan memasak dengan kompor gas ternyata merupakan campuran zat beracun dan mutagenik, yaitu campuran PAHs, aldehydes dan heterocyclic amino. Akan lebih aman jika memasak dengan kompor listrik," ujar Ann Kristin Sjaastad dari Norwegian University of Science and Technology, Trondheim seperti dilansir dari Dailymail, Jumat (19/2/2010).
Peneliti percaya suhu panas yang tinggi dari kompor gas ditambah panas pemecahan minyak saat menggoreng sangat berisiko memunculkan partikel penyebab kanker.
Untuk menghindari pengaruh asap dari kompor gas yang terhirup saat menggoreng daging, peneliti menyarankan untuk mengatur ventilasi dapur. Agar asap bisa keluar dengan baik dan risiko masuk ke dalam paru-paru pun menjadi berkurang.
Masuknya asap dari gas ke dalam daging yang sedang digoreng bisa menyebabkan perubahan DNA yang akhirnya menimbulkan sel-sel kanker, terutama kanker paru-paru.
Peneliti menduga bahwa partikel ultrafine yang terbentuk dari gas dan minyak panas akan merusak produk, terutama produk daging-dagingan dan akhirnya menghasilkan zat karsinogenik. Semakin tinggi suhu saat memasak, semakin banyak pula senyawa karsinogenik yang akan terbentuk.
Dr Deborah Jarvis dari the National Heart and Lung Institute juga menyebutkan bahwa orang yang sering masak dengan kompor gas lebih banyak mengalami batuk, infeksi pernafasan dan asma daripada mereka yang masak dengan kompor listrik.
Studi yang dipublikasikan dalam Journal Occupational and Environmental Medicine ini mengandung pesan agar orang menjaga dapur dengan ventilasi yang baik dan pastikan semua peralatan gas terpelihara dengan baik.
(fah/ir-detikhealth)
Peneliti Norwegia melakukan penelitian terhadap 17 koki yang berpartisipasi dalam studi ini. Para partisipan ada yang memasak menggunakan kompor gas dan ada yang memakai kompor listrik. Hasilnya, senyawa penyebab kanker paru-paru terdapat lebih banyak pada partisipan yang memasak daging dengan kompor gas.
Peneliti menyimpulkan hal itu setelah melihat kecenderungan kanker paru-paru yang lebih banyak terjadi pada koki dan tukang masak.
Senyawa yang berhasil diidentifikasi sebagai penyebab kanker adalah Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAHs), heterocyclic amines dan aldehydes. Senyawa-senyawa tersebut banyak ditemukan pada tukang masak yang menderita penyakit kanker, terutama tukang masak daging.
"Asap yang dihasilkan dari kegiatan memasak dengan kompor gas ternyata merupakan campuran zat beracun dan mutagenik, yaitu campuran PAHs, aldehydes dan heterocyclic amino. Akan lebih aman jika memasak dengan kompor listrik," ujar Ann Kristin Sjaastad dari Norwegian University of Science and Technology, Trondheim seperti dilansir dari Dailymail, Jumat (19/2/2010).
Peneliti percaya suhu panas yang tinggi dari kompor gas ditambah panas pemecahan minyak saat menggoreng sangat berisiko memunculkan partikel penyebab kanker.
Untuk menghindari pengaruh asap dari kompor gas yang terhirup saat menggoreng daging, peneliti menyarankan untuk mengatur ventilasi dapur. Agar asap bisa keluar dengan baik dan risiko masuk ke dalam paru-paru pun menjadi berkurang.
Masuknya asap dari gas ke dalam daging yang sedang digoreng bisa menyebabkan perubahan DNA yang akhirnya menimbulkan sel-sel kanker, terutama kanker paru-paru.
Peneliti menduga bahwa partikel ultrafine yang terbentuk dari gas dan minyak panas akan merusak produk, terutama produk daging-dagingan dan akhirnya menghasilkan zat karsinogenik. Semakin tinggi suhu saat memasak, semakin banyak pula senyawa karsinogenik yang akan terbentuk.
Dr Deborah Jarvis dari the National Heart and Lung Institute juga menyebutkan bahwa orang yang sering masak dengan kompor gas lebih banyak mengalami batuk, infeksi pernafasan dan asma daripada mereka yang masak dengan kompor listrik.
Studi yang dipublikasikan dalam Journal Occupational and Environmental Medicine ini mengandung pesan agar orang menjaga dapur dengan ventilasi yang baik dan pastikan semua peralatan gas terpelihara dengan baik.
(fah/ir-detikhealth)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar