Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 10 Agustus 2010

Marhaban ya ramadhan


“yaa ayyuhaa alladziina aamanuu kutiba 'alaykumu alshshiyaamu kamaa kutiba 'alaa alladziina min qablikum la'allakum tattaquuna”
Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS.Al-Baqarah:183)

Tanpa terasa, waktu demi waktu berlalu dengan cepatnya, dan berapa hari lagi bulan suci Ramadhan akan tiba kembali di tengah-tengah kaum Muslimin. Kehadirannya memberikan pengharapan dan optimisme kepada setiap Muslim, karena ia akan membawa kenikmatan jiwa dan rohaniyah dalam kehidupan ini.

Dalam menyambut kedatangan bulan Ramadhan ini, orang-orang beriman menyambutnya dengan rasa gembira kekasihnya Ramadhan akan segera datang, sehingga perintah shaum (puasa) yang diwajibkan Allah pada bulan itu dapat dikerjakannya dengan baik. Nabi Muhammad Saw bersabda yang artinya, “Siapa-siapa yang bergembira menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan, Allah mengharamkan tubuhnya disentuh oleh api neraka” (Al-Hadits).

Tetapi sebaliknya ada pula orang-orang yang menyambut bulan suci Ramadhan dengan perasaan tidak senang, sebab kedatangannya dianggap akan merugikan dirinya. Juga mengekang kebiasaan-kebiasaan yang dilakukannya di luar bulan Ramadhan, seperti makan dan minum di siang hari, merokok, dan sebagainya.

Ramadhan akan kembali menjumpai kita,suatu bulan yang syarat dengan keberkahan .Betapa tidak kehadirannya membawa keberkahan yang melimpah ruah, sebab sebulan dalam bulan Ramadhan itu dibuka lebar-lebar semua pintu surga dan dikuncikan padanya semua pintu neraka, sebagaimana sabda Rasulullah Saw: “Sesungguhnya telah datang bulan yang penuh keberkahan, dimana telah difardhukan atas kamu berpuasa. Dibukakan pada bulan itu semua pintu surga dan dikuncikan padanya semua pintu neraka dan dibelenggu pada bulan itu segala setan. Dalam bulan itu, ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa saja yang tercegah dari kebaikannya, maka sungguh-sungguh ia tak akan kebagian”. (HR. Ahmad, Nasai dan Baihaqi dari Abu Hurairah).

Apabila kiasan hadit di atas diungkapkan, berarti Ramadhan menaruh kunci wasiat, yang akan diserahkan kepada seorang untuk disimpannya. Kelak pada waktunya, kunci wasiat tersebut dapat dipakainya untuk membuka pintu surga. Sedang ungkapan dari terkuncinya pintu neraka selama bulan Ramadhan dan terbelenggunya semua setan pada bulan tersebut, adalah oleh karena apabila seseorang menjalani dan melaksanakan puasa di bulan Ramadhan menurut prosedur yang telah ditentukan; dengan iman dan ihtisab-keikhlasan liwajhillah-Insya Allah, untuk selama-lamanya pintu neraka akan tertutup baginya, dan setan akan tak berdaya menghadapinya.

Sesungguhnya semua bulan dan hari-hari kehidupan ini sama saja harga dan nilainya, dapat saja mengusahakan beroleh dua buah anak kunci pada saat hidup di dunia ini. Sebuah anak kunci untuk membuka pintu surga yang tertutup rapat-rapat dengan gembok yang kokoh dan sebuah lagi anak kunci untuk menutup dan mengunci pintu neraka yang ternganga lebar baginya. Nanti di hari kemudian, ketika kita telah berada di Yaumil Jaza’. Kemudian di segala detik-detik kehidupan ini, bisa saja setan dan iblis tak berkutik, tak berdaya, mengalahkan dan menjatuhkan kita dalam pertandingan. Apabila kita berusaha bersungguh-sungguh melawan, bahkan bertekad untuk mengalahkan dan merubuhkannya dalam duel antara kita dengan dia. Inilah intisari peringatan Allah kepada kita menghadapi setan. Sebagaimana firman Allah :

inna alsysyaythaana lakum 'aduwwun faittakhidzuuhu 'aduwwan innamaa yad'uu hizbahu liyakuunuu min ash-haabi alssa'iiri”
Artinya: “Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala
” (QS.Fathir:6)

Puasa Ramadhaan terpilih sebagai satu ibadah untuk jadi arena yang demikian luas ruangannya dan demikian lama waktunya secara kontinu, kendatipun cuma sekali dalam setahun.Arena tersebut dibuka Allah Swt bagi umat Islam,untuk berjuang memperoleh dua anak kunci yang dipaparkan di atas. Juga untuk mendapat alat senjata yang ampuh dalam menghadapi perang dengan setan sepanjang hayat.

Arena ibadah puasa yang diartikan menahan makan dan minum, menahan nafsu seks, menahan lidah dan hati serta anggota dari ucapan, goresan dan perbuatan dosa waktunya sepanjang hari, dan mulai fajar sadiq menyingsing sampai matahari terbenam di waktu senja. Alangkah lamanya waktu imsak itu setiap hari, dalam waktu sebulan suntuk. Tidak kurang dari 13 jam setiap hari dalam batas waktu sebulan lamanya.

Dalam bentuk ibadah seperti ini, apabila seorang Muslim dapat melalui imsak dalam kesehariannya selama 29 atau 30 hari dengan penuh keimanan dan keikhlasan karena ridha Allah semata dan kuat pribadinya melaksanakannya.Maka pantaslah ia mendapat keuntungan yang seimbang dan wajar, sebagaimana yang dijanjikan Nabi Muhammad Saw dalam hadisnya yang dirawikan oleh Ahmad dan Ashabus Sunan dari Abu Hurairah: ”Siapa saja yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan iman dan ikhlas semata-mata karena Allah, maka dia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”.

Di samping itu, wajar pula pada sebuah hadis qudsi, Allah mengatakan, bahwa: ”Semua amal ibadah adalah untuk kamu, kecuali ibadah puasa Ramadhan, maka ibadah itu bagi-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya menurut sesuka-Ku”. Pandangan Allah sedemikian tinggi, melebihi yang lain terhadap puasa ini, seperti yang dijelaskan hadis yang diriwayatkan Bukhari yang artinya: ”Sebab ia meninggalkan makan, minum dan syahwatnya karena Aku”. Jadi, seorang Muslim demi kepatuhan dan ketundukannya kepada Allah, dengan segala rela hati meninggalkan makan dan minum 13 atau 14 jam setiap siang selama sebulan berturut-turut.

Bagi orang-orang beriman akan taat dan patuh untuk melaksanakannya ibadah puasa, apalagi dalam ibadah ini banyak keutamaan atau keistimewaannya antara lain yaitu: 1) Pemimpin(induk) dari semua bulan yang dua belas. 2) Bulan yang di dalamnya diturunkan kitab suci al-Qur’an. 3) Di dalam bulan Ramadhan ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan (Lailatul Qadar). 4) Bulan di mana orang berdo’a akan diijabah oleh Allah Swt. 5) Amal ibadah mendapat peningkatan penilaian, amal ibadah yang wajib digandakan pahalanya 70 kali lipat dan amalan yang sunat nilainya dipersamakan dengan yang wajib. 6) Pada bulan itu syurga dibuka dan pintu neraka dikunci. 7) Setan dibelenggu pada bulan Ramadhan . 8) Shalat taraweh dikerjakan setahun sekali hanya di bulan Ramadhan. 9) Yang paling penting adalah bahwa di bulan Ramadhan diwajibkan manusia beriman berpuasa dan ibadah puasa sangat disukai Allah Swt.

Dari berbagai keutamaan dan keistimewaan puasa ini, pantaslah seorang Muslim menanti-nantinya dengan penuh harapan. Sebab ia akan memperoleh dan mendapat sekian banyak dari Allah pada bulan itu, yang sama sekali tidak diperolehnya pada bulan-bulan yang lain. Semuanya akan didapatinya bila puasa Ramadhan itu dijalani, sesuai prosedur dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan. Rasulullah bersabda yang artinya: “Kalaulah umatmu mengetahui apa yang ada didalam bulan ramadhan, pasti mereka akan senantiasa mengharapkan , kiranya bulan-bulan itu menjadi Ramadhan semuanya...”. Oleh karena itu,seorang Muslim akan berada di puncak kegembiraan menyambut setiap Ramadhan tiba.

Terlebih bulan ini erat kaitannya dengan keberkahan, ia akan dapat berbuat banyak sebulan penuh, demi mengumpulkan hasanah bagi dirinya dan demi menghapus sayyiat (dosa, kesalahan) yang lekat padanya dalam setahun silam. Seorang Muslim tidak akan cemas dan takut, juga tidak gelisah menyambut kehadiran Ramadhan, sebab ia selalu menanti-nantinya. Maka, bila Ramadhan tiba, dari mulutnya langsung keluar ucapan terima kasihnya dan dua bibirnya akan terus bergerak mengucapkan : Marhaban Ya Ramadhan !. Selamat datang Ramadhan ! Seraya mempersiapakan diri tanpa absen untuk beramal dan beribadat selama sebulan penuh berkah ini.

Marilah kita sambut dengan hati terbuka, penuh gembira kehadiran bulan Ramadhan ini dan insya Allah dengan niat dan tekat yang kuat, untuk memperbanyak amal ibadah, sehingga tujuan ibadah ibadah puasa ini ,”la’allakum tattaquuna” (Mudah-mudahan kamu menjadi manusia takwa) akan dapat diraih. Dan akhirnya, mari kita ucapkan,”Marhaban Ya Ramadhan !”, “Marhaban Ya Ramadhan !”, “Marhaban Ya Ramadhan !”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Text Widget

Text Widget